Apa Itu OCD (Obsessive Compulsive Disorder)?, OCD atau Obsessive compulsive disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang.

Dan apabila Tindakan tersebut tidak dilakukan, maka penderita OCD akan mengalami kecemasan atau ketakutan.

Apa Itu OCD (Obsessive Compulsive Disorder)?

Dilansir Medical News Today, Obsessive-compulsive disorder atau OCD merupakan penyakit mental yang menyebabkan penderitanya memiliki pikiran yang tidak diinginkan atau sensasi (obsesi) atau dorongan untuk melakukan sesuatu berulang-ulang (kompulsif). Beberapa orang dapat memiliki obsesi dan kompulsif.

Contoh perilaku kompulsif diantaranya adalah seperti mencuci tangan 7 kali setelah menyentuh sesuatu yang mungkin kotor. Pikiran dan tindakan tersebut berada di luar kendali pengidap.

walaupun pengidap mungkin tidak ingin memikirkan atau melakukan hal tersebut, tetapi ia tidak berdaya untuk menghentikannya. Dengan kata lain, OCD dapat memengaruhi secara signifikan kehidupan pengidapnya.

OCD merupakan gangguan umum yang menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak di seluruh dunia. Kebanyakan orang didiagnosis pada usia 19 tahun, biasanya dalam usia dini pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Penyebab OCD

Penyebab OCD belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor di atas berpengaruh terhadap terjadinya gangguan ini.

Menurut Mayo Clinic, penyebab gangguan obsesif-kompulsif tidak sepenuhnya dipahami. Namun, gangguan OCD ini sedikit lebih umum pada wanita daripada pria. Gejala sering muncul pada remaja atau dewasa muda.

Faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD, yaitu:

  • Menderita gangguan mental
  • Memiliki anggota keluarga yang menderita OCD
  • Pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan
  • Gangguan saraf pada otak
  • Pernah mengalami peristiwa yang menyebabkan trauma atau stres, seperti perundungan (bullying), kekerasan fisik
  • Memiliki kepribadian yang sangat disiplin, terlalu teliti, serta ingin semua hal terlihat rapi.
Baca Juga :  Kode Redeem Game Super Sus 25 Maret 2024 Terbaru dan Valid, SImak Cara Mainnya

Perbedaan antara perfeksionisme dan OCD adalah alasan di balik pikiran penderitanya. Orang yang perfeksionis memiliki pikiran yang berdasar dengan tujuan yang jelas, sementara penderita OCD akan memiliki pikiran yang tidak beralasan.

Setiap orang pasti pernah terpikir akan kemungkinan terkena musibah, kecelakaan, atau hal buruk lainnya. Namun, penderita OCD memiliki pemikiran itu hampir setiap saat, dan sulit menekan pikiran tersebut. Semakin mereka berusaha menghilangkan pemikiran itu, semakin besar ketakutan yang dihadapinya.

Dilansir dari International OCD Foundation, beberapa ketakutan itu di antaranya:

  • Menyakiti orang lain
  • Menyakiti diri sendiri
  • Ragu mengatakan sesuatu yang salah dan bikin orang lain tersinggung
  • Imajinasi yang terbentuk
  • Mengambil barang milik orang lain

Gejala OCD yang paling sering terjadi

Berikut ini merupakan gejala dan tipe yang bisa ditemukan pada penderita OCD

  • Washers
    Jika Anda sering merasa kurang atau bahkan tidak pernah merasa bersih ketika mencuci tangan sehingga Anda akan melakukannya berulang kali, bisa jadi Anda menderita OCD. Gejala ini merupakan gejala umum yang paling sering dialami penderita OCD.
    Gejala ini menjelaskan saat seseorang selalu takut akan terkontaminasi bakteri, kuman, atau kotoran yang berpindah ke tubuh mereka.
  • Checkers
    Gejala OCD yang satu ini menyerang penderitanya untuk selalu memeriksa sesuatu berulang kali. seperti mengecek kunci pintu rumah, mematikan kompor atau lampu dengan melakukan pengecekan berkali-kali. Para penderita merasa bahaya selalu mengintai, dan jika terjadi sesuatu yang bersifat celaka mereka tak segan menyalahkan dirinya sebagai yang harus disalahkan.
  • Symmetry dan Orderliness
    Gejala Symmetry dan Orderliness seperti sering mengalami fokus untuk mengatur setiap hal secara berurutan, rapi, simetris dan sejajar. Contohnya Anda tidak akan suka jika barang yang telah Anda rapikan disentuh dan diubah posis nya oleh orang lain. Perilaku ini akan selalu menuntut Anda untuk menghasilkan pikiran yang sama dan berulang.
  • Hoarding
    Hoarding adalah gejala di mana Anda suka atau berkeinginan untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang Anda temukan. Anda berpikiran bahwa barang itu penting dan akan berguna bagi Anda ke depannya. Jika di dalam rumah atau ruangan Anda banyak barang dan terasa penuh, bisa jadi Anda salah satunya.
Baca Juga :  Kode Redeem Game My Hotpot Story 25 Maret 2024 Valid Terbaru, Simak Tips Cara Main

Gejala bisa datang dan pergi, mereda seiring waktu, atau memburuk. Orang dengan OCD dapat mencegah gejala muncul dengan menghindari situasi yang bisa memicu obsesi mereka.

Meskipun sebagian besar orang dewasa dengan OCD menyadari apa yang mereka lakukan tidak masuk akal, tetapi beberapa orang dewasa dan sebagian besar anak mungkin tidak menyadari bahwa perilaku mereka di luar kebiasaan. Orangtua atau guru biasanya mengenali gejala OCD pada anak-anak.

Cara Pengobatan OCD

OCD tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, pengidap dapat meredakan gejala yang mengganggu aktivitas mereka dengan menjalani beberapa perawatan.

Pengobatan OCD terdiri dari :

  • Obat-obatan,
  • Psikoterapi,
  • atau kombinasi keduanya.

Meskipun sebagian besar pengidap OCD membaik setelah mendapatkan pengobatan, tetapi beberapa pengidap lainnya terus mengalami gejala.

Baca Juga :  Contoh Soal Latihan Mapel Matematika SMA/SMK Kelas 11 Semester 2 2024 Kurikulum Merdeka

OCD juga ditemukan memiliki gangguan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh (gangguan saat seseorang memiliki anggapan keliru bahwa bagian dari tubuh mereka tidak normal). Penting untuk mempertimbangkan gangguan lain ini ketika menentukan pilihan perawatan.

Selain obat-obatan, psikoterapi juga efektif untuk mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi terkait lainnya.

Jika tanda-tanda tersebut semakin parah dan membuat merasa stres atau tertekan, sebaiknya langsung konsultasikan pada psikolog.

Referensi:halodoc.com, hellosehat.com, alodokter.com, halopsikolog