Anak Aktif Belum Tentu Nakal, Anda pasti akan merasa bahagia saat anak Anda terlihat aktif, penuh energi dan selalu ceria dalam setiap aktifitasnya.

Namun demikian, saat aktifitas anak dirasa melebihi batas kewajaran tak jarang orang tua langsung memberi label kepada anaknya sebagai anak yang nakal, susah diatur, sulit dilarang dan sebagainya

Anak Aktif Belum Tentu Nakal

Anda pasti pernah mengalami dimana tembok rumah anda yang bersih dan terlihat indah tiba-tiba dirusak oleh coretan-coretan tak beraturan karya anak Anda.

Atau saat anak Anda merusak mainannya dan barang-barang milik Anda yang Anda nilai sangat berharga. Jika sudah demikian yang ada dalam hati Anda pasti perasaan kesal bahkan mungkin marah.

Sesungguhnya hal itu disebabkan perbedaan persepsi antara Anda dan anak Anda. Aktifitas yang menurut anak Anda sah-sah saja dilakukan, belum tentu menurut Anda boleh untuk dilakukan.

kekesalan Anda terhadap kelakuan anak memang wajar terjadi, namun pahamilah bahwa anak-anak memiliki keingin tahuan yang teramat besar pada banyak hal, dan hal itulah yang membuat anak Anda terlihat begitu aktif dan agresif

Ada baiknya Anda mencoba memahami pikiran anak Anda, apa maksud dan tujuan dari apa yang meraka lakukan dan jangan asal melarang. Kalaupun terpaksa melarang usahakan memberi pengertian dengan kata-kata yang halus dan mendidik sehingga anak bisa memahami jalan pikiran Anda.

Kenakalan umumnya dimaknai sebagai perilaku membangkang dari aturan. Sayangnya, tidak sedikit orang tua sering kali memaknai anak yang  tidak menaati aturan sebagai anak yang nakal. Padahal, menurut Erin Leyba, L.C.S.W., Ph.D., konselor pengasuhan di Chicago, AS, saat anak bertingkah, bukan berarti mereka adalah anak-anak yang nakal.

Menurut Erin, beberapa tingkah buruk anak-anak bukan semata karena keinginan mereka. Hal tersebut bisa jadi merupakan reaksi terhadap kondisi lingkungan, fase perkembangan, atau justru karena tindakan orang tua sendiri.

Erin menyebutkan 9 alasan mengapa anak-anak yang bertingkah tidak bisa semata-mata dinilai sebagai anak nakal:

  1. Belum Dapat Mengendalikan Impuls
    Sebagian besar anak belum dapat mengendalikan impuls atau dorongan hati secara baik sampai mereka berusia 3,5 atau 4 tahun. Di bawah usia tersebut, anak-anak belum tentu dapat mengendalikan diri ketika mendapat perintah “berhenti!!” dari orang tuanya. Hal ini disebabkan karena otak mereka belum berkembang sempurna. Oleh karenanya, alih-alih melabeli mereka sebagai anak nakal, ada baiknya Anda melatih mereka untuk mengendalikan impulsnya.
  2. Tak Ada Waktu Henti
    Membawa anak-anak berjalan-jalan di keramaian atau tempat yang teralu terang, adalah salah satu ciri khas keluarga modern. Ditambah lagi dengan jadwal yang penuh sesak dan selalu tergesa-gesa. Menurut Erin, anak-anak membutuhkan banyak waktu henti untuk menyeimbangkan kebutuhan mereka. Hindari over stimulasi karena dapat menyebabkan reaksi stres akumulatif dan memicu mereka bertingkah.
  3. Kondisi Fisik
    Banyak anak-anak menjadi bertingkah sekitar 1 jam sebelum makan atau waktu tidur. Anak-anak sangat mudah marah karena sedang lelah, lapar, atau haus. Kemampuan mereka mengelola emosi dan perilaku berkurang dalam kondisi fisik tersebut. Sementara kemampuan mereka untuk mengomunikasikan apakah mereka lapar atau mengantuk masih terbatas.
  4. Ekspresi Emosi
    Orang dewasa biasanya mampu menyembunyikan emosi dengan menutupinya atau mengalihkan perhatian. Anak-anak belum bisa melakukan itu. Teriakan dan tangisan adalah salah satu cara mereka mengekspresikan emosinya. Ada baiknya Anda tidak bereaksi berlebihan dengan menghukum mereka ketika mereka mengekspresikan emosi yang kuat.
  5. Butuh Banyak Bergerak
    Anak-anak sering tak bisa diam. Mereka berlari ke sana ke mari, lompat-lompat, dan memainkan banyak benda yang bisa jadi berbahaya. Sangat mudah untuk menjuluki mereka nakal. Namun, perlu diketahui bahwa anak-anak memang memiliki kebutuhan untuk banyak bergerak. Ini adalah tahapan perkembangan mereka.
  6. Mencoba Mandiri
    “Diatur tidak mau, memang dia nakal” barangkali menjadi respon saat si kecil membangkang. Padahal ini adalah salah satu tanda bahwa si kecil sedang mencoba untuk mandiri. Mereka mengambil inisiatif sendiri, melakukan sendiri, dan membuat rencana sendiri bukan karena nakal, melainkan karena sedang mencoba membangun kemandirian.
  7. Butuh Eksplorasi
    Pasta gigi dipencet ke seluruh kamar mandi, bedak dibuang-buang ke penjuru sudut rumah, peralatan kerja Anda dibongkar-bongkar. Mereka nampak bertingkah, namun sebetulnya ini hanyalah cara anak-anak untuk eksplorasi. Mereka ingin tahu dan mereka mencoba sekalipun hal itu membuat orang tua kerepotan.
  8. Reaksi Terhadap Suasana Hati Orang Tua
    Anak-anak sangat memerhatikan suasana hati orang tua. Mereka bisa tertular emosi Anda. Misal, saat Anda sedang stres, sedih, atau marah, anak-anak akan meniru suasana hati Anda. Sebaliknya, bila Anda tenang dan damai, anak-anak juga akan mencontohnya.
  9. Orang Tua yang Tidak Konsisten
    Inkonsistensi orang tua dalam menerapkan aturan dapat memicu frustasi anak. Misal, saat Anda yang biasanya tidak mengizinkan anak makan donat di malam hari, tiba-tiba saja memberikannya donat karena Anda kedatangan tamu. Suatu malam, bila ia meminta donat lagi dan Anda menolaknya, hal ini akan memicu rengekan, tangisan, dan teriakan darinya.

Menurut Erlin, dengan memahami alasan anak-anak bertingkah buruk memungkinkan Anda merespon secara proaktif dan dengan lebih banyak kasih sayang.

Sebelum melabeli anak sebagai pribadi yang anak dan sulit sekali diatur, orangtua perlu mengetahui beberapa kondisi psikologis sebagai pemicunya.

Jadi, setiap kali orangtua merasa anaknya lepas kendali, mungkin lebih baik mengambil napas dalam-dalam dan memikirkan bagaimana hal itu mempengaruhi perkembangan dan keberhasilan mereka dalam kehidupan masa depannya.

Anak Aktif Belum Tentu Nakal

Referensi:

  • https://www-upworthy-com
  • https://www.bhg.com.au
  • https://www.parenting.co.id
  • https://www.ibudanbalita.com

Live Streaming