7 Tips Menumbuhkan Kecerdasan Emosional (EQ) Anak, Kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan mengelola emosi

Kecerdasan emosional sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mempengaruhi emosi diri sendiri dan orang lain.

7 Tips Menumbuhkan Kecerdasan Emosional (EQ) Anak

Orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendorong anak mengembangkan kecerdasannya. Tidak hanya kecerdasan akademis (IQ), tapi juga kecerdasan emosional (EQ).

Kecerdasan emosional melibatkan kemampuan untuk memperhatikan, memahami, dan bertindak atas emosi dengan cara yang efektif dan tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep kecerdasan emosional ini sendiri sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu lho, Bunda. Mengutip dari Understood, kecerdasan emosional sudah dipopulerkan dalam sebuah buku Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ, yang terbit pada 1995.

Orangtua adalah guru pertama bagi anak. Agaknya, kalimat tersebut tidak meleset, termasuk dalam hal meningkatkan kecerdasan emosional. Orangtua diharapkan mampu menjadi role model bagi anak untuk bisa cerdas secara emosi.

Anak adalah sosok peniru ulung, jadi biarkan mereka meniru hal-hal positif mengenai pengelolaan emosi dari kita orangtuanya. Anak akan belajar dari sikap kita dalam keseharian dan dibawa hingga mereka dewasa.

Anak-anak cenderung lebih cepat menyerap apa saja yang diajarkan kepada mereka. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk mulai menanamkan kecerdasan emosional anak sejak dini.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan EQ anak:

  1. Memberikan contoh yang baik dalam berperilaku
    Membiasakan anak untuk berperilaku baik terhadap orang lain merupakan salah satu hal penting dalam melatih kecerdasan emosionalnya. Untuk melatih dan membiasakan anak berperilaku baik, Anda dapat memberikan contoh melalui kebiasaan sehari-hari ketika hendak meminta bantuan kepada orang lain. Dengan demikian, anak secara bertahap akan menerapkan kebiasaan tersebut saat berinteraksi dengan orang lain.
  2. Membantu anak mengenali emosi
    Untuk menumbuhkan kecerdasan emosionalnya, anak perlu dilatih dan dididik untuk mengenal dan mengendalikan emosi. Anda dapat membimbing anak mengungkapkan emosinya, komunikasi dan kasih sayang merupakan kunci utama untuk melatih anak mengenal emosi dan mengendalikannya. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk sering menanyakan apa yang sedang dirasakan anak serta melatih anak untuk mengungkapkan emosinya dengan jujur dan terbuka. Ketika anak berperilaku kasar atau tantrum karena merasakan emosi negatif, seperti marah, kesal, atau kecewa, ajari ia untuk meredakan atau mengalihkan emosinya dengan hal yang positif, misalnya mengajak anak bermain atau memeluknya.
  3. Membangun empati anak
    Empati membantu anak peduli terhadap orang lain dan membangun hubungan baik dengan lingkungan mereka nantinya. Dengan melatih anak terbiasa untuk memikirkan perasaan orang lain, ia akan lebih empati dan peka terhadap orang dan lingkungan di sekitarnya. Hal ini juga bisa membuat mereka lebih bijak dan berperilaku baik terhadap orang lain.
  4. Membiasakan anak bekerja sama
    Kerja sama dan gotong royong merupakan keterampilan yang dapat diajarkan melalui pengalaman langsung. Hal ini bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, setelah ia mengerjakan hal tersebut, ucapkan terima kasih kepada anak karena telah membantu Anda. Hal sederhana ini bisa memberikan anak motivasi untuk lebih empati dan senang membantu orang lain.
  5. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
    Ketika anak sedang bertengkar dengan saudara atau temannya, Anda dapat memanfaatkan situasi ini untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya. Dengan demikian, anak dapat belajar cara memutuskan dan menyelesaikan masalah secara tepat.
  6. Jadi role model
    Orangtua adalah guru pertama bagi anak. Orangtua diharapkan mampu menjadi role model bagi anak untuk bisa cerdas secara emosi. Anak adalah sosok peniru ulung, jadi biarkan mereka meniru hal-hal positif mengenai pengelolaan emosi dari kita orangtuanya. Anak akan belajar dari sikap kita dalam keseharian dan dibawa hingga mereka dewasa.
  7. Mengembangkan rasa percaya diri
    Anda dapat mengajarkan anak untuk membangun rasa percaya diri dan memberinya motivasi agar bisa meraih keinginan atau cita-cita mereka. Namun, sebagai orang tua, Anda juga perlu mengingatkan bahwa hal tersebut membutuhkan kerja keras, usaha, dan waktu yang tidak sebentar. Selain itu, dari setiap usaha yang mereka kerjakan tentu tidak selalu berjalan dengan baik dan pasti ada kegagalan di dalamnya. Namun, kegagalan tidak selalu dimaknai sebagai hal negatif. Anak-anak dapat belajar untuk menghindari kesalahan yang sama di masa datang.

Anak dengan tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi cenderung tidak mengalami depresi dan penyakit mental lainnya.

Dukungan dan bimbingan dari Anda dapat membantu anak mengembangkan kecerdasan emosionalnya dengan baik. Dengan EQ yang baik, anak akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang pintar dan sehat.

Motivasi berguna meningkatkan upaya, membantu mengambil tindakan, dan menjadi lebih produktif. Selain itu, hal penting lainnya dari motivasi adalah membuat anak terus bertahan atau tak mudah menyerah saat menghadapi tantangan ekstrim.

Anak dengan rasa percaya diri tinggi akan mampu meningkatkan kecerdasannya. Sebaliknya, anak yang cerdas akan mengalami hambatan dalam perkembangan saat tidak memiliki rasa percaya diri.

Referensi:

  • https://www.alodokter.com
  • https://edukasi.kompas.com
  • https://berkeluarga.id