7 Masalah Kesehatan yang Sering Menyerang Kucing Peliharaan. Ada beberapa masalah kesehatan hewan yang memang rentan menyerang kucing, baik anak kucing maupun kucing dewasa.

Biasanya, munculnya penyakit pada kucing terjadi karena berbagai hal, termasuk kondisi kesehatan fisik, usia, makanan yang diberikan hingga kesehatan mentalnya.

7 Masalah Kesehatan yang Sering Menyerang Kucing Peliharaan

Kucing merupakan hewan yang pandai merawat diri. Kucing merawat diri dengan menjilati tubuhnya sendiri.

Meski demikian, kucing tidak dapat mencegah beberapa penyakit dan masalah kesehatan yang menyerangnya, terlebih kucing peliharaan yang dibiarkan bermain di luar rumah.

Kucing yang jatuh sakit disebabkan beberapa hal seperti mengonsumsi makanan atau benda berbahaya, kebersihan rumah, kebersihan kandang dan kotak pasir kucing, serta faktor usia.

Setidaknya, ada enam masalah kesehatan yang sering menyerang kucing peliharaan seperti berikut ini.

  1. Muntah

Muntah adalah masalah sangat umum yang dialami kucing dengan berbagai penyebab. Mulai dari, memakan sesuatu beracun atau benda yang tidak dapat dimakan (seperti tali), infeksi, penyakit saluran kemih, diabetes, hingga menelan bola rambut.

Muntah dapat dengan cepat membuat kucing mengalami dehidrasi. Karena itu, apabila kucing terus-menerus muntah atau sakit, segera membawanya ke dokter hewan untuk mendapat penanganan tepat.

  1. Penyakit saluran kemih bagian bawah

Sebanyak tiga persen kucing yang diperiksa dokter hewan memiliki penyakit saluran kemih bagian bawah atau feline lower urinary tract diseases (FLUTD), yang sebenarnya adalah sekelompok penyakit kucing dengan berbagai penyebab.

Penyakit FLUTD ini bisa dialami kucing betina dan kucing jantan. Selain itu, sering terjadi pada kucing obesitas yang kelebihan berat badan atau kucing yang makan makanan kering.

Stres dan perubahan mendadak juga dapat meningkatkan risiko FLUTD pada kucing. Gejala FLUTD meliputi minum lebih banyak, mengejan saat buang air kecil, adanya darah dalam urine, kesakitan saat buang air kecil, menjilat di sekitar area kencing (sering karena nyeri), kurang nafsu makan, dan muntah.

Kucing yang tidak bisa buang air kecil adalah kondisi darurat. Jadi, segera membawanya ke dokter hewan bila mencurigai kucing memiliki masalah saluran kemih.

  1. Kutu

Kutu adalah masalah kesehatan kucing eksternal yang sangat umum dialami, tapi ini mudah diobati. Tanda-tanda kucing terkena kutu, antara lain kotoran kutu pada kulitnya (terlihat seperti titik-titik hitam kecil), goresan konstan, sering menjilat, kulit merah atau teriritasi, rambut rontok, dan infeksi kulit atau hot spot.

Kutu dapat hidup selama lebih dari satu tahun. Kutu ini bisa membuat kucing berisiko mengalami anemia, jadi pastikan mengobati masalah ini serta mencegah infestasi pada masa mendatang. Perawatan pengendalian kutu meliputi obat oral, bubuk, busa, dan obat topikal.

  1. Cacing pita

Salah satu masalah kesehatan kucing yang paling umum adalah adanya cacing pita hidup dalam usus kecil kucing dan terkadang tumbuh sepanjang 60 sentimeter.

Gejala infeksi cacing pita bisa tidak terasa dan terlihat, tetapi kucing biasanya mengalami muntah dan penurunan berat badan.

Cara termudah mengetahui kucing terinfeksi cacing pita adalah melihat kotorannya seperti di sekitar anusnya dan di tempat tidurnya.

Biasanya, cacing pita keluar dari anus kucing saat sedang tidur atau santai. Cacing pita berwarna putih kecil atau terlihat seperti butiran beras atau biji wijen.

Pilihan pengobatan meliputi injeksi, obat oral, atau topikal. Cacing pita juga bisa diperoleh dari kutu, jadi pastikan menangani masalah kutu pada kucing.

  1. Diare

Banyak hal yang dapat menyebabkan kucing diare, termasuk parasit usus, makanan basi, alergi, infeksi, penyakit hati, dan kanker.

Gejala diare meliputi feses yang encer atau cair. Tergantung pada penyebabnya, diare dapat berlangsung selama sehari, seminggu, atau berbulan-bulan.

Jika kucing mengalami diare, berikan kucing banyak air segar dan bersih untuk mencegah dehidrasi. Segera membawa kucing ke dokter hewan jika masih mengalami diare setelah satu hari, melihatnya muntah, tinja berwarna gelap atau berdarah, demam, lesu, kehilangan nafsu makan, dan kucing berusaha keras buang air besar.

  1. Masalah mata

Masalah mata pada kucing dapat disebabkan beberapa hal, antara lain konjungtivitis, ulkus kornea, katarak, glaukoma, trauma, virus, peradangan, dan penyakit retina.

Beberapa gejala yang menandakan kucing memiliki masalah mata, termasuk mata berair, bulu bernoda air mata, kekeruhan, lapisan kelopak mata merah atau putih, kotoran di sudut mata, menyipitkan mata, mengais-ngais mata, atau kelopak mata ketiga yang terlihat.

Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mengatasinya selain menghubungi dokter hewan. Masalah mata harus dianggap sebagai keadaan darurat sehingga harus segera memeriksakan kucing.

  1. Feline Immunodeficiency Virus (FIV)

Feline Immunodeficiency Virus atau FIV menjadi jenis infeksi virus yang sangat umum terjadi pada kucing. Bahkan, infeksi satu ini sering kali terlambat penanganan karena tak adanya gejala hingga beberapa tahun kemudian.

Meski perkembangannya lambat, FIV bisa mengakibatkan pelemahan pada imunitas kucing.

Alhasil, kucing pun rentan mengalami infeksi sekunder. Selain itu, ada pula infeksi virus Feline Leukemia Virus atau FelV. Tak banyak perbedaannya, jenis infeksi tersebut juga mengakibatkan kekebalan tubuh kucing melemah bahkan kehilangan nyawa.

7 Masalah Kesehatan yang Sering Menyerang Kucing Peliharaan

Sumber :

https://www.kompas.com/

https://halodoc.com/artikel/