12 Dampak Buruk Toxic Parenting Bagi Kesehatan Mental Anak, toxic parents, tanpa melakukan kekerasan, seperti memukul, membentak, dan melakukan kekerasan fisik, dalam mendidik anak. Orang yang melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak keadaan psikologis anak juga disebut dengan sebagai Toxic Parenting.

Menjadi orangtua memang tidak dipelajari di sekolah, namun belajar dari kehidupan dan pengalaman orang lain dalam mendidik anak. Masing-masing anak berkembang dalam pola asuh keluarga yang berbeda. Semuanya punya potensi untuk berkembang asalkan orangtua mampu menerapkan pengasuhan yang baik bagi anak-anaknya.

12 Dampak Buruk Toxic Parenting Bagi Kesehatan Mental Anak

Melansir dari Psychcentral, toxic parents dikategorikan sebagai orang tua yang keliru dalam mengasuh dan mendidik anak, orang tua yang abusive, tidak dewasa, hingga mengalami gangguan mental dalam mengasuh dan mendidik anak.

Selain itu, toxic parents juga tidak memberikan afirmasi positif, rasa aman, rasa cinta dan kasih sayang kepada anak mereka, sehingga anak tidak bertumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat.

Toxic parents sering kali melakukan playing victim atau seakan mereka yang paling berkorban atau merana di dalam keluarga.

Berikut ini adalah gangguan psikologis yang mungkin terjadi jika anak dibesarkan oleh toxic parents, diantaranya adalah:

  1. Suka Bereaksi Negatif
    Toxic parents cenderung memiliki emosional di luar kendali. Hal inilah yang menyebabkan Anak banyak menerima energi negatif.
    Biasanya anak dengan toxic parents akan lebih mendramatisir masalah-masalah kecil, bahkan dapat membuatnya menjadi pertengkaran besar.
    Anak-anak ini cenderung lebih suka bermusuhan, marah-marah, kasar secara verbal, atau destruktif.
  2. Kesulitan Berinteraksi dan Percaya Orang
    Jika anak dibesarkan dalam suasana yang tegang, mendiskriminasi dan penuh dengan pelecehan mental, tentu akan mematikan rasa percaya dirinya. Ketika Anak kehilangan kepercayaan dirinya, maka ia akan semakin sulit memulai interaksi dengan orang lain. Pada akhirnya, anak pun akan sulit membuka diri apalagi memercayai orang lain.
  3. Banyak Mengkritik Diri Sendiri
    Harga diri yang rendah akibat toxic parents akan membuat Anak merasa bodoh dan tidak layak mendapatkan yang lebih baik.
    Seperti yang dikutip pada jurnal berjudul A Toxic Mother Is More Dangerous Than An Absent Father, toxic parents biasanya akan menggali kekurangan anaknya seperti kurang pintar, mengkritik tinggi badan, berat badan atau apapun dengan alasan lelucon. Semua ini terjadi karena Anak  tidak menerima dukungan yang seharusnya ia butuhkan sejak kecil.
  4. Sulit Mengungkapkan Emosi Negatif
    Dilansir dari Life Hack, toxic parents cenderung meremehkan emosi negatif Anak .
    Jika anak-anak mencoba mengekspresikan emosi mereka, itu akan menyebabkan lebih banyak ketegangan dalam keluarga. Apabila hal ini terjadi terus-menerus, bukan mustahil jika anak akan mengalami depresi. Sebab, menekan emosi anak akan sangat berdampak pada karakter mereka di masa depan.
  5. Kurang Empati
    Tanda anak dengan toxic parents selanjutnya ialah tidak bisa berempati. Toxic parents tidak dapat berempati kepada orang lain, terutama pada anak mereka sendiri.
    Tidak peduli berapa pun usia anaknya, ia akan menolak mengakui anak mereka sudah dewasa. Toxic parents selalu berusaha membuat anak merasa bersalah bahkan saat mereka tidak melakukan hal apapun.
  6. Merasa Dikendalikan
    Anak akan merasa dikendalikan. Secara sadar atau tidak, toxic parents akan sangat mengendalikan hidup anak-anaknya.
    Tak peduli meskipun anaknya sudah dewasa, toxic parents selalu merasa berhak mengatur kehidupan dan pilihan hidup anaknya.
    Hal ini tentu menimbulkan efek buruk bagi Anak seperti jadi tidak bisa mengambil keputusan sendiri, selalu menyalahkan orang lain, dan menjadi self-centered atau merasa harus selalu lebih diutamakan.
  7. Berisiko Mengalami Gangguan Kecemasan
    Riset yang dilakukan pada tahun 1998 telah menunjukkan bahwa anak yang dididik oleh toxic parents mempunyai risiko tinggi untuk mengalami gangguan kecemasaan ketika ia dewasa. Riset tersebut diikuti 940 orang dewasa dan telah membuktikan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan toxic parents cenderung mengalami kecemasan. Toxic parents juga akan membuat anak lebih sulit mengidentifikasi tanda awal kecemasan yang sudah ia alami. Pasalnya, toxic parents seringkali tidak bisa menerima dengan baik rasa takut serta rasa cemas dari sang anak.
  8. Kesulitan Menentukan Pilihan
    Toxic parents tidak memiliki toleransi pada Anak untuk mengatakan “tidak.” Mereka akan terus menekan anaknya melakukan hal sesuai standar yang ditentukan. Anak  tidak diberikan ruang untuk menyampaikan pendapat, ide, dan gagasan. Dampaknya, Anak  akan kesulitan menentukan pilihan, karena menurutnya semua keputusan harus berdasarkan kepuasan dan persetujuan orang tua.
  9. Kecenderungan Berperilaku Sama
    Toxic parents bisanya mempunyai sifat agresif, mudah tersinggung, selalu menuntut, dan sulit sekali untuk diajak berdiskusi.
  10. Anak jadi mudah stress
    Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga toxic cenderung mengalami banyak tekanan. Umumnya, toxic parents memiliki sifat perfeksionis hingga menaruh standar serta ekspektasi yang tinggi terhadap anak. Hal ini membuat anak terbiasa memaksa dirinya untuk mencapai berbagai standar yang tinggi – bahkan yang tidak masuk akal sekalipun. Kebiasaan ini dapat menimbulkan stres pada anak, terutama ketika mereka tidak dapat memenuhi standar yang diharapkan.
  11. Gangguan kesehatan jantung
    Sebuah riset yang dilakukan pada tahun 1985 yang dilakukan kepada 10.000 peserta berhasil menemukan hubungan antara efek hubungan keluarga dengan kondisi kesehatan emosional dan fisik seseorang. Penelitian tersebut menunjukan bahwa orang yang tumbuh di lingkungan keluarga yang toxic memiliki risiko tinggi untuk memiliki masalah kesehatan jantung.
  12. Mengganggu sistem kekebalan tubuh
    Rasa stres yang diakibatkan oleh toxic parenting juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh anak. Sebab ketika merasa stres, tubuh akan melepaskan sitokin, zat kimia yang dapat membunuh virus dan bakteri. Seorang psikolog bernama dr. Ramani Durvasula, mengungkapkan bahwa pertengkaran konstan dalam suatu hubungan, termasuk hubungan dengan orang tua, dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh seseorang melemah. Ia juga menegaskan bahwa pola kritis dan negatif yang terus menerus terjadi dalam hubungan akan tertanam secara biologis dan mempengaruhi kesehatan manusia.
Baca Juga :  Arti Bayi Tabung dan Pentingnya Pendampingan Psikologis

Dampak Buruk Toxic Parenting Bagi Kesehatan Mental Anak tidak hanya hanya memengaruhi hubungan orangtua dan anak, toxic parenting yang tidak segera diatasi dengan baik ternyata dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental anak.

Pola asuh ini dapat meningkatkan risiko stres, depresi, penurunan rasa percaya diri, hingga membuat anak menjadi takut dengan orangtua. Untuk itu, tidak ada salahnya kenali tanda-tanda dari pola asuh toxic parenting agar orangtua dapat menghindari pola asuh ini, sehingga tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal.

Referensi : brainacademy.id, halodoc.com

Baca Juga :  Download Aplikasi Fitness Erakulis Bikinan Pesepakbola Cristiano Ronaldo Terdapat Fitur Kesehatan Mental