BANDUNG, DISDIK JABAR  Berangkat dari kepedulian terhadap tenaga medis, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kawali Kabupaten Ciamis menciptakan APD face shield (pelindung wajah) untuk tenaga medis dalam menghadapi pandemi Covid-19. Pelindung wajah tersebut telah lolos uji kelayakan dari Tim Penanganan Covid-19 Center Kabupaten Ciamis sebagai APD kategori tipe 1 yang dibutuhkan tenaga medis yang bertugas di puskesmas.

SMKN 1 Kawali Ciamis Ciptakan APD “Face Shield” bagi Tenaga Medis

Guru SMKN 1 Kawali sekaligus Koordinator Pembuatan Face Shield, Dian Sediana menjelaskan, inovasi tersebut muncul karena ingin membantu tenaga medis dalam menghadapi pandemi Covid-19.



“Langkah awalnya itu kita buat satu dulu dan survei ke puskesmas terdekat di sekolah. Ternyata mereka sangat antusias, bahkan pengen cepet-cepet minta,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (3/4/2020).

Selanjutnya, kata Dian, pihak sekolah meminta bantuan Tim Penanganan Covid-19 Kabupaten Ciamis untuk melakukan uji kelayakan APD. “Untuk meyakinkan (agar produk sudah sesuai standar) kita lakukan uji kelayakan. Ternyata layak dan masuk kategori tipe 1 yang bisa digunakan oleh tenaga medis,” terangnya.

Baca Juga :  KODE REDEEM GENSHIN IMPACT 22 Februari 2024 Terbaru

Libatkan Siswa Namun Tetap Jaga Jarak

Dian mengungkapkan, para siswa ikut berperan dalam proses pembuatan face shield tersebut. Namun, untuk menaati anjuran social distancing, para siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler IT ini hanya dilibatkan enam orang. Mereka dipilih karena rumahnya tak jauh dari sekolah.

“Pembuatan satu buah face shield ini membutuhkan waktu satu jam setengah hingga dua jam, jadi memang enggak perlu ditunggu. Kita memberdayakan guru yang piket di sekolah dan sehari hanya ada dua siswa yang bertugas,” tegasnya.

Dian mengaku, seluruh siswa sangat antusias karena produk ini memberi dampak sosial bagi masyarakat.

Pembuatan yang Praktis

Menurut Dian, pembuatan face shield ini cukup praktis. Proses awalnya, pembuatan desain face shield dengan bentuk tiga dimensi.

Sedangkan bahan baku yang digunakan, yaitu plastik filamen yang nantinya dicetak melalui printer tiga dimensi serta karet untuk menyesuaikan ukuran kepala pengguna agar nyaman dipakai. “Setelah desain, langkah selanjutnya printing rangka dan perakitan,” jelasnya.

Berawal dari Komunitas

Baca Juga :  Kode Redeem Game Valorant 25 Maret 2024 Terbaru Valid, Simak Tips Cara Main

Dian mengungkapkan, ide pembuatan face shield tersebut berawal dari Asosiasi Printridi, komunitas pegiat printing tiga dimensi. Dian bersama beberapa siswa pun bergabung dengan komunitas Printridi regional Jawa Barat. Awalnya, ia hanya diminta untuk mencetak, sedangkan proses distribusi dilakukan oleh pihak komunitas.

“Tapi, kita negosiasi karena banyak puskesmas di sini yang butuh. Alhamdulillah disepakati selama distribusi kita lakukan dengan benar,” ungkapnya.

Ketua Program Studi TKJ SMKN 1 Kawali itu pun mengatakan, pihaknya telah mencetak 30 buah face shield yang nantinya langsung didistribusikan ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis.

“Untuk sementara kita pakai bahan dari sekolah. Tapi, dari komunitas juga sudah dikirim bahannya karena kita sudah kirim permohonan barang,” ujarnya.

Ia pun berharap, berbagai dinas terkait tertarik terhadap produk yang sekolah canangkan ini. “Kalau ada dinas yang tertarik, kita bisa buat dengan pengadaan massal,” ucapnya.

Sangat Bermanfaat bagi Tenaga Medis

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Eni Rochaeni mengungkapkan, pihaknya memang sangat membutuhkan APD tipe 1. Sehingga, ia mengapresiasi inovasi face shield yang dilakukan oleh sekolah ini.

Baca Juga :  Kode Redeem Game Super Sus 14 Februari 2024 Terbaru dan Valid, SImak Cara Mainnya

“Kami memang kekurangan APD untuk tenaga medis di puskesmas. Untuk face shield saja, petugas di puskesmas sampai membuat sendiri dengan alat dan bahan seadanya,” ujarnya seperti diwartakan laman harapanrakyat.com.

Meski petugas puskemas tidak berhadapan langsung dengan pasien Covid-19, namun Eni menegaskan, posisi mereka tetap rentan tertular karena bertugas sebagai pemeriksa masyarakat yang dinyatakan orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.

Meski seseorang masih dinyatakan ODP, namun bisa saja sudah membawa virus di tubuhnya. “Nah, kondisi itu yang harus diwaspadai. Makanya, petugas puskesmas harus dilengkapi OPD yang memadai,” tegasnya.

Sumber : disdik.jabarprov.go.id


Live Streaming