Menurut Ahli Soal Berapa Cepat Virus Corona Bermutasi. Ahli biologi molekuler, Ahmad Rusdan Utomo membeberkan soal kecepatan mutasi virus corona yang disebut membuat Covid-19 jadi makin mudah menular.

Menurut Ahli Soal Berapa Cepat Virus Corona Bermutasi

Hal ini diungkap Ahmad menanggapi kekhawatiran semakin banyak penularan virus corona yang disebut bakal makin mempercepat mutasi virus. Ia menjelaskan mutasi virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 sebenarnya tak secepat HIV atau MERS.

“Covid ini sebetulnya mutasi mereka itu lambat. Tapi dalam kondisi tertentu jika inangnya mendukung, bisa jadi dipercepat,” jelas Ahmad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (8/1).

Sebelumnya, Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono menyebut makin banyak manusia yang terinfeksi virus corona, maka mutasi virus akan berlangsung lebih cepat. Sebab, menurutnya virus tidak akan bermutasi jika tidak menginfeksi manusia.

Hal ini diungkap Pandu terkait munculnya varian mutasi virus corona yang lebih menular di Inggris dan Afrika Selatan.

Namun, Ahmad menjelaskan mutasi virus corona tidak terjadi berlebihan yang menyebabkan virus berubah secara signifikan.

Baca Juga :  Keutamaan Baca Surah Al Fath Awal Ramadhan

“Mutasi itu tidak mungkin terlalu heboh, kecil-kecil 5 (mutasi RNA) per genom per bulan dari (total) 30 ribu genom (virus corona SARS-CoV-2),” jelas Ahmad.

Bahkan biasanya, corona hanya mengubah 2 RNA dari total 30 ribu RNA yang menyusun genom SARS-CoV-2.

Sebab, kesalahan mutasi gen akibat virus corona salah melakukan replikasi RNA, menurut Ahmad biasanya terjadi 2 RNA Mutasi corona ini menurut Ahmad lebih lambat dari HIV.

“Jadi mutasinya, itu ga sampai seribu (atau) 10 ribu, paling banter cuma 2. Tapi, yang lagi heboh dari UK yaitu 17 (mutasi) per 30 ribu, ujar Ahmad.

Faktor yang percepat mutasi corona

Beberapa hal yang mempercepat mutasi virus menurut Ahmad jika didukung oleh inang yang tepat. Misal, mereka yang autoimun.

“Misalnya orang punya autoimun, sehingga virus bisa berpesta pora,” tuturnya.

Autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri, alih-alih menyerang virus dan bakteri asing yang masuk ke tubuh.

Baca Juga :  Efek Ginjal Ketika Kita Berpuasa 13 Jam Sehari

Akibat tak ada perlawanan imun tubuh, virus jadi bisa memperbanyak diri dengan leluasa di tubuh inang yang autoimun. Sehingga, ia banyak bereplikasi dan menimbulkan varian mutasi yang lebih banyak.

Mutasi virus sendiri menurutnya memang sudah menjadi sifat alami virus. Sebab, semua mahkluk yang memiliki genom pasti bermutasi. Genom adalah materi genetik dari sebuah organisme, terdiri dari untaian rantai DNA dan RNA.

Dari sisi virus mutasi baik karena berarti mereka bisa bereproduksi untuk bertahan hidup, sehingga bisa menulari orang berikutnya. Tapi, dari sisi manusia hal ini merugikan karena menimbulkan penyakit.

Namun, jika virus terlalu cepat bermutasi pun menurut Ahmad akan merugikan dirinya sendiri. Karena ia jadi mudah dikenali oleh manusia dan lebih mudah diberantas, seperti terjadi pada kasus MERS.

Faktor penularan lebih cepat

Varian virus corona yang bermutasi di Inggris dan Afrika Selatan lebih mudah menular. Namun, ketimbang kecepatan mutasi virus yang memengaruhi Covid-19 semakin mudah menular, Ahmad lebih khawatir penularan lebih cepat akibat kecepatan pergerakan manusia.

Baca Juga :  Kode Redeem Game Point Blank 22 Februari 2024 Update Terbaru Valid

“Mutasi itu lambat, tapi pergerakan manusia yang susah ditekan. Virus itu-itu aja. Tapi orang pulang pergi liburan, hasilnya lonjakan kasus. Polanya berulang. Jadi saya lebih khawatir (kasus penularan banyak akibat) kecepatan pergerakan manusia dari laju mutasi virus,” tandasnya lagi.

Sebab, menurut Ahmad, varian mutasi virus corona di Indonesia masih belum banyak berubah. Hanya saja karena orang berkerumun, membuat virus lebih mudah nempel.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210108111859-199-591180/ahli-beberkan-soal-berapa-cepat-virus-corona-bermutasi